02 Apr 2023

images/banners/LOGO%20KARIMATA%20NEW%20-%20PUTIH.png#joomlaImage://local-images/banners/LOGO KARIMATA NEW - PUTIH.png?width=7000&height=2500    |    1 Maret : Memperingati Peristiwa Serangan Umum yang terjadi di 1 Maret 1949     |    1 Maret : Memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara     |    5 Maret : Memperingati Hari Konvensi CITES atau Perdagangan Satwa Liar     |    6 Maret : Memperingati Hari KOSTRAD     |    9 Maret : Memperingati Hari Wanita Indonesia     |    9 Maret : Memperingati Hari Musik Nasional     |    10 Maret : Memperingati Hari Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI     |    11 Maret : Memperingati Hari Surat Perintah     |    15 Maret : Memperingati Hari Hak Konsumen Sedunia     |    17 Maret : Memperingati Hari Perawat Nasional     |    18 Maret : Memperingati Hari Arsitektur Indonesia     |    24 Maret : Memperingati Hari Bandung Lautan Api     |    30 Maret : Memperingati Hari Film Indonesia    images/banners/LOGO%20KARIMATA%20NEW%20-%20PUTIH.png#joomlaImage://local-images/banners/LOGO KARIMATA NEW - PUTIH.png?width=7000&height=2500

Live Streaming Radio KARIMATA FM

DINAMIKA MADURA (05.00-09.00)

Program Acara

Jam: 05:00:00  -  09:00:00

Minggu, 2 April 2023

Melli Febrian

Melli Febrian

Tumpukan sampah karton dus kemasan terlihat menumpuk di salah satu sudut ruangan di dalam sebuah gudang yang berdinding papan kayu.

Di depan gudang terlihat banyak tumpukan sampah plastik dari minuman yang terbungkus dalam karung besar.

Seorang lelaki berkulit agak hitam, dengan cekatan membersihkan satu per satu gelas plastik dengan pisau dan kemudian memasukan dalam karung plastik.

Arman (30), warga Kelurahan Lamangga, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, ini sudah hampir setahun melakukan usaha pengolahan sampah.

“Mungkin sebagian orang tidak mau bekerja mengolah sampah seperti saya ini. Tapi dari sampah ini, saya bisa mencukupi anak dan istri saya serta enam karyawan saya,” kata Arman, Selasa (22/12/2015).

Dari hasil mengumpulkan sampah, Arman mengaku bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 15 juta tiap bulannya.

Awal mulanya, lelaki yang hanya mengenyam pendidikan sampai di bangku SMP ini mengaku bekerja mengumpulkan sampah kepada orang lain. Ia terus belajar hingga dipercaya untuk menjadi asir di pengolahan sampah tersebut.

Setelah 10 tahun bekerja dengan orang lain, Arman kemudian mencoba melakukan usaha sendiri setelah mempunyai modal sendiri.

“Setelah modal saya terkumpul, saya coba lakukan sendiri. Mulanya karyawan saya hanya dua orang, tapi sekarang sudah ada enam orang. Mereka ada yang sekolah ada juga yang tidak sekolah," kata dia.

"Mereka ada yang mencari sampah ada juga yang menjaga di sini,” tutur dia lagi.

Sampah yang dikumpulkan yakni sampah plastik, kartus dus kemasan, besi tua dan kertas. Sampah tersebut dipilah-pilah dan dikumpulkan satu macam jenisnya dan kemudian ia jual ke produsen pengolahan sampah.

“Kalau ada yang datang bawa sampah, kami timbang kemudian kami beli sampahnya. Kalau kertas, harganya Rp 1.200 per kilogram, besi Rp 2.000 per kilogram, dan plastik Rp 2.000 per kilogram. Tapi harganya masih naik turun,” ucap Arman.

Bila mengingat perjuangannya, ayah dari empat orang anak ini, mengaku sangat mensyukuri keadaannya yang sekarang. Ia selalu mendapatkan dukungan dari istrinya, Wa Tema.

“Saya sangat bersyukur, ada istri yang selalu mendukung dan tidak malu dengan pekerjaan saya. Bagi saya adalah selalu berusaha dan selalu kuat. Jangan malu dengan pekerjaan kita yang penting pekerjaan itu halal,” ujar dia.